Saudi Naikkan Harga Jual, Minyak Berjangka Terdongkrak
Monday, May 06, 2024       09:25 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin pagi, setelah Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah di sebagian besar wilayah, dan juga karena prospek kesepakatan gencatan senjata di Gaza meredup, sehingga menambah kekhawatiran konflik Israel-Hamas masih dapat meluas di wilayah penghasil minyak utama tersebut.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 23 sen, atau 0,28%, menjadi USD83,19 per barel pada pukul 09.06 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Senin (6/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, berada di posisi USD78,37 per barel, bertambah 26 sen, atau 0,33%.
Arab Saudi menaikkan harga jual resmi (OSP) untuk minyak mentah yang dijual ke Asia, Eropa Barat Laut, dan Mediterania pada Juni, menandakan ekspektasi permintaan yang kuat pada musim panas ini.
"Setelah merosot sedikit lebih dari 7,3% minggu lalu karena meredanya ketegangan geopolitik, ICE Brent memulai pekan perdagangan yang baru dengan pijakan lebih kuat, dibuka lebih tinggi," kata Kepala Riset ING, Warren Patterson.
Hal itu terjadi setelah Arab Saudi menaikkan OSP Juni untuk sebagian besar wilayah di tengah pengetatan pasokan pada kuartal ini, papar dia.
Pekan lalu, kedua kontrak berjangka membukukan penurunan mingguan tertajam dalam tiga bulan dengan Brent anjlok lebih dari 7% dan WTI melorot 6,8%, karena investor mempertimbangkan lemahnya data ketenagakerjaan Amerika dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.
Premi risiko geopolitik pada harga minyak juga mereda seiring berlangsungnya pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza.
Namun, prospek kesepakatan tampaknya menipis, Minggu, ketika Hamas menegaskan kembali tuntutannya untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas mengesampingkan hal tersebut.
Sebagai tanda pasokan akan semakin ketat, perusahaan energi Amerika mengurangi jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, pekan lalu, dengan penurunan tujuh rig menjadi 499 rig, penurunan mingguan terbesar sejak November 2023, kata Baker Hughes dalam laporan Jumat. (ef)

Sumber : Admin